Monday, January 17, 2011

andai..

seiring waktu berlalu, tangis tawa dinafasku hitam putih di hidupku jalani takdirku
tiada satu tersembunyi tiada satu yg terlupa,
segala apa yang terjadi engkaulah saksi.
yang dicinta kan pergi, yang didamba kan hilang, hidupkan terus berjalan..
meski penuh dengan tangisan..
Andai bisa ku mengulang waktu hilang dan terbuang
andai bisa ku kembali hapus semua pedih
Andai mungkin aku bisa kembali ulang segalanya
tapi hidup takkan bisa meski dengan air mata...(by:opick)

terkadang kenyataan tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita
tidak jarang juga kita terjatuh buat menggapai harapan itu
tapi taukah kamu bahwa keberhasilan itu bukan diukur dari apa yang telah kita dapat,
melainkan dinilai dari bagaimana cara kita menyikapi kenyataan di hidup ini,,
aku sering gagal..bukan dari apa yang ku capai saat ini,tapi aku kurang bijak dalam menghadapi kehidupan ku...
tidak ada kata-kata seandainya dalam hidup ini
yang ada hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kedepan..
i hope i can..if i can't..i hope always trying n trying again..

Saturday, July 31, 2010

20.08.09


For my “bapak”

4 mei 2009

Berawal dari tanggal 4 mei 2009 dimana ku harus pergi meninggalkan samarinda untuk kerja ke kota Tarakan..subuh dini hari itu sebelum ku beranjak dari rumah, tak kuasa menahan air mata untuk berpamitan dengan keluarga ku. Aku ga pernah menangis di depan mereka sampai terisak2 begitu,tapi entah kali ini…
Dengan mengendarai kendaraan roda 2, bapak, mama, aku, k’erwin, diyah, ema  mengantar sampai ke rumah teman ku yang nantinya aku dan keluarga nya saja yang akan ke Balikpapan menuju bandara sepinggan. disepanjang jalan menuju rumah teman ku air mata ini menetes lagi, masih ku ingat perasaan aneh itu yg belum pernah ku rasakan sebelumnya,  sekali2 ku menoleh kebelakang, yang terlihat hanya bpk dan mama ku dr kejauhan  gelapnya subuh. Mereka mengendarai motor lamban sekali sementara ema dan diyah masih tertinggal jauh dibelakang,, air mata ini pun mengalir melihat mereka,, tapi memang yang ku rasakan saat itu sungguh sangat berbeda, perasaan seperti akan kehilangan sesuatu, bukan kepergian ku yang ku tangisi, bukan diri ku yang ku tangisi, entah...segera kutepis pikiran buruk itu…
Setibanya di rumah teman ku kami pun berpamitan lagi, ku cium pipi dan tangan kedua  orang tua, kakak dan ade ku sambil mengucapkan maaf, ... Aku sayang kalian.. walau bagaimanapun… Awalnya bapak dan mama memang berniat mengantar  aku sampai ke tarakan, tapi sayang planning berubah… Namun bagi ku diantar sampai disini saja sudah cukup, aku juga berfikir kalau aku adalah anak yg mandiri tidak ingin memberatkan siapapun, insya4JJI aku  sanggup menghadapi hal apapun dengan ridho  4JJI serta restu dan doa mereka dari jauh…bagi ku itu saja sudah cukup..
Setibanya di bandara sepinggan Balikpapan aku dan teman2 ku serta keluarga mereka langsung bersiap2 untuk check in dan boarding, kami pun naik pesawat menuju kota tarakan…aku dapat tempat duduk sebelah kiri dekat jendela, tempat yang strategis untuk melihat pemandangan, ini pertama kalinya aku ke kota tarakan. Wajah ku tak pernah lepas melihat keluar jendela sejak take off, air mata ini terus menetes sepanjang perjalan Balikpapan tarakan, dalam hati ku berkata kota ini yang akan ku rindukan Balikpapan dan samarinda, sampai bertemu lagi lain waktu sampai jumpa lagi keluarga ku tersayang… dipertengahan jalan aku teringat kata2 bapak ku “coba nanti nak km perhatikan pemandangan dari atas, iinnndah sekali” aku pun menunggu2 pemandangan indah itu dan subhanallah memang indah, tampak pulau2 dan aliran sungai berwarna coklat  yang berbentuk lingkaran2 dan bermuara kelaut  tersusun dengan rapi...aku tersenyum melihatnya dari  jendela...
Setibanya di kota tarakan aku menjalani aktifitas berkerja seperti biasanya,orientasi ruangan yang berjalan 1 minggu terasa sangat membosankan karena mesti dinas pagi terus,,aku memang berniat untuk sesering mungkin pulang ke samarinda, seandainya aku pulang setahun sekali hal yang ku fikirkan mungkin aku akan rugi jika tidak sering bertemu keluarga ku, entah mengapa lagi2 aku berfikiran begitu, firasat ku mengatakan akan kehilangan salah satu dari mereka…tapi sungguh fikiran itu kutepis jauh-jauh…

20 Agustus 2009

Sebelum bulan Agustus ini mungkin sudah 3 kali aku pulang ke samarinda. Aku ingat waktu pulang mungkin untuk yang ke 2 kalinya, begitu sampai dirumah aku ucapkan salam dan langsung masuk, disambut oleh mama dan kakak serta keponakan. ku perhatikan keadaan sekitar tidak ada yg berubah dari rumah ku, kemudian aku menoleh kedalam kamar orang tua ku karena saat itu bapak  tidak menyambut ku, tumben fikir ku dalam hati. Tak lama kemudian bapak tiba2 muncul entah dari mana datangnya karena aku sibuk membuka tas yang penuh dengan oleh2, bapak ku berkata sambil tersenyum “sudah datang nak, ko’ gak saliman, kalo datang itu saliman cium tangan” aku hanya tersenyum mendengar kata2 bapak…
Kepulanganku pada bulan juli, ini terakhir kalinya aku “bertemu” bapak ku… Aku tidak begitu ingat bagaimana aku datang ke samarinda waktu itu, yang ku ingat aku selalu memperhatikan bapak ku..malam terakhir sebelum aku pulang ke tarakan aku ikut tidur dikamar orang tua ku, kami tidur bertiga, aku bapak dan mama..bapak ku tidur ditengah2 kami, aku juga tidak tau bahwa itu adalah terakhir kalinya aku tidur lengkap bersama mereka, bersama bapak ku tersayang…pagi harinya aku mesti balik ke tarakan, aku diantar oleh bapak yang menggunakan baju berwarna merah, ya..itu adalah baju yang sering dipakainya.. 
Kami ke terminal menggunakan motor, disepanjang jalan entah mengapa aku memperhatikan baju bapak ku dari belakang, aku berfikir saat itu bagaimana jika tidak ada bapak...aahh.. bapak..dalam hati ku ucapkan terimakasih karena telah mengantar ku sampai ke terminal…Bus didepan telah terlihat kami pun berhenti, aku turun dari motor dan mengambil koperku dibantu oleh bapak menurunkan nya…aku pun berpamitan, ku cium tangan kanan bapak, sepontan ku cium sebanyak 2 kali dan ku ucapkan salam,  bapak ku menjawab “walaikumsalamwarrohmatullah hiwabarakatuh”..itu adalah ciuman dan salam terakhir kali ku secara langsung untuk bapak ku..
akupun menaiki bus dan duduk di kursi bagian sebelah kiri,aku berdiri sebentar melihat keluar jendela, bapakku masih ada berdiri di samping bus sambil memperhatikan keadaan sekitar bus...aku kembali duduk dan tidak lama ada penumpang lain yang ingin duduk disampingku, kami pun mengobrol sebentar. Kemudian aku menoleh keluar jendela lagi untuk melihat bapakku. Aku tidak melihat dia ada disamping bus lagi, pikirku mungkin bapakku sudah pulang, kemudian aku memperhatikan di depan bus, Nampak bapakku  dari belakang sedang mengendarai motornya berjalan pulang, aku terus memperhatikan nya dari kejauhan sampai tidak terlihat lagi dari jalanan.. sosok punggung bapakku yang menggunakan baju merah itu, entah mengapa aku merasa akan kehilangan dia…
Setelah beberapa hari lamanya aku di kota tarakan, Hari itu tanggal 20 Agustus 2009 bertepatan dua hari sebelum bulan ramadhan, aku berkerja dinas pagi, jam setengah 2 kurang pekerjaan ku sudah selesai, akupun ijin sebentar untuk pergi ke Bank yang letaknya berada di depan RS ku. Aku berniat untuk mentransfer ke rekening bapakku, beberapa hari sebelumnya aku memang sudah memberi tau bapak akan hal itu melalui telepon...setibanya di bank aku langsung mengisi formulir transfer dan menuliskan no.rekening bapakku, pihak bank pun langsung memprosesnya, tidak lama kemudian mereka memberitau ku bahwa no.rekening bapakku sudah tidak aktif lagi, aku masih bingung untuk sesaat karena itu adalah no.rek bpk ku yang biasa ku gunakan untuk mentransfer. Akupun meminta pihak bank kembali untuk mengecek no.rekeningnya dan ternyata memang benar, lalu mereka pun berkata “mba fina coba hubungi pak Harsono dulu untuk mengecek no. rekeningnya masih aktif atau tidak, siapa tau no.rek.nya sudah ditutup” akupun mengiyakan perkataan dari pihak bank. Setelah keluar dari bank aku  mengambil HP dari kantong ku dan langsung ingin mencoba menelponnya, tapi ku urungkan niat ku saat kulihat sudah jam 2 siang,waktunya istirahat ini pikirku, aku ga mau mengganggu waktu istirahatnya, mungkin saja jam segini bpk masih tidur, nanti sore sajalah kutanyakan masalah transfer ini. kemudian akupun kembali ke ruang kerja ku sebentar dan langsung pulang…Itu adalah salah satu hal yang kusesali pada diriku, seandainya aku langsung menelepon saat itu maka aku bisa berbicara untuk terakhir kalinya dengan bapakku...

Pukulan berat bagi ku
Setibanya dirumah aku istirahat sebentar lalu mandi. Sekitar jam 4 sore HP ku berbunyi, kulihat no yang menelpon adalah ade ku diyah, aku langsung berfikir ada masalah apa lagi di rumah samarinda karena akhir2 ini kami memang menghadapi banyak musibah yang kurasa berturut2 dialami oleh keluargaku… Aku pun mengangkat telpon ade ku dan langsung bertanya ada apa, ade kupun menjawab “mba ana pulang sekarang juga, pokoknya harus pulang sekarang juga” Aku semakin panik mendengar kata2 itu, aku bertanya lagi “iya ada apa! Kenapa!”, Ade ku berkata lagi “pokoknya cari tiket sekarang!, harus pulang sore ini juga, sekarang!!”, Aku semakin bingung, nada bicara ku semakin tinggi kali ini “iya kenapa! Masalahnya kenapa! Jam segini sudah gak ada pesawat! Kamu kenapa diyah?!!” Ade ku menjawab dengan nada lemah “ mba ana ..bapak meninggal..” Aku spontan kaget dan menanyakan nya lagi adeku pun menegaskan kembali kalimatnya bahwa bapakku telah meninggal..dengan spontan aku langsung mematikan HP ku, aku bingung saat itu, aku terdiam tanpa bisa berbicara untuk beberapa menit, aku tidak berani untuk menelepon adekku kembali karena aku berharap kabar itu tidak benar..Lalu aku beranjak menuju ruang tamu dan menelepon kakak ku effi untuk memastikan kabar itu, Kakak ku effi langsung mengangkat telponnya, aku mendengar suaranya yang sedih, langsung ku tanyakan benarkah kabar yang telah ku terima itu, kakak ku pun mengiyakan, aku pun menangis tak kuasa menahan sedih ini, aku sedikit histeris hingga teman2 ku yang satu rumah dengan ku langsung mendatangiku dan bertanya apa yang sedang terjadi...aku ingin sekali pulang saat itu, tapi sudah tidak ada lagi jam penerbangan sore, aku semakin tak kuasa menahan emosi, aku harus pulang dengan penerbangan pertama besok pagi, teman ku satu rumah ( mba ema dan dina) langsung pergi ke travel untuk mencarikan ku tiket, sementara aku hanya bisa dikamar duduk lemas dan menangis, itu adalah hari dan malam yang sangat berat dalam hidup ku, hari yang sangat melukai diriku, hari yang selalu membuatku menangis bila mengingatnya, jika ada penerbangan sore itu setidaknya aku bisa bersama bapakku walau satu malam saja, aku ingin melihat wajahnya, aku ingin berada disisinya, aku ingin memeluknya dan mengucapkan maaf….

Jum’at 21 Agustus 2009
 Malam itu aku hanya bisa berdzikir dan mengaji untuk menguatkan hatiku serta berdoa untuk bapakku..Aku tidak bisa tidur malam itu, bila terlelap aku langsung terbangun dan menangis lagi, pagi hari adalah hari yang sangat ku nanti, aku ingin cepat2 bertemu bapakku untuk terakhir kalinya. Jam 8  pagi aku pergi dari rumah diantar oleh teman2 ku menuju bandara juata, kali ini untuk menghemat waktu aku menggunakan pesawat kecil (trigana air) yang langsung menuju kota samarinda, jam 9 pagi pesawat take off..di sepanjang jalan air mata ini terus mengalir, aku tidak peduli dengan orang yang duduk disebelah ku. Aku terus melihat keluar jendela, pikiran ku kosong saat itu.. Tampak dari jendela awan2 putih yang tersusun rapi bagaikan rumput di langit sangat dekat berada disebelah pesawat, aku berucap dalam hati mungkin saja bapakku berada disini dengan ku sekarang, menemaniku dalam perjalanan ini, atau mungkin berada diantara awan2 itu…
jam 11 kurang akhirnya aku telah sampai di samarinda dan langsung menuju rumah. Jantung ku semakin berdebar kencang saat itu, dari kejauhan nampak terlihat keramaian di depan rumah ku, pernah terlintas dibenakku tentang keadaan ini, aku juga berharap hal ini tidak pernah terjadi pada ku, tapi ternyata…
Di depan rumah nampak kakak ku Ervin dan Effi menyambutku, aku pun mencium tangan nya, kemudian tampak keluarga ku yang lain menyambut ku dari dalam rumah. Aku pun masuk kedalam rumah, kulihat keranda bertutupkan kain hijau berada tepat di ruang tamu ku, sementara para tetangga ku ikut memenuhi ruang tamu. Aku langsung mencari mama ku yang ternyata duduk di depan keranda..aku langsung duduk memelukknya dan mama ku langsung menangis kepada ku. Aku tidak menangis saat itu, hanya bisa berkata “sudah ma ga usah nangis”…

Perpisahanku
Aku ingin melihat bapakku untuk terakhir kalinya, akupun mengambil air wudhu kemudian mendekati keranda hijau itu, kakak ku ervin dibantu dengan yang lain mengangkat tutup keranda, tercium aromanya yang harum, ku lihat sesosok yang berbalutkan kain kafan putih, aku terus berdzikir dalam hati, aku tidak boleh menangis, aku harus kuat melihat bapakku dan akan menciumnya tanpa boleh mengeluarkan air mata..perlahan k’Ervin membuka kain kafan itu, aku terus berdzikir menguatkan hati ku, tak lama ku lihat sosok bapak ku dibalik kain kafan putih itu, sosok yang sedang tersenyum…. aku terdiam untuk beberapa detik memperhatikan wajahnya, akupun mencium pipinya, inilah sosok orang yang sangat aku sayangi, orang yang menyayangiku dari aku bayi hingga dewasa. Kemudian aku mencium kedua kaki bapakku, aku meminta
maaf dalam hati, disaat inilah aku ingin menangis tapi aku tidak boleh menangis, langsung saja ku angkat kepalaku dan duduk disampingnya sambil menunggu kakak, adek, pakde, keponakan dan ibuku bergantian mencium bapakku untuk yang terakhir kalinya..aku tidak menangis saat itu, aku harus kuat dan karena aku tidak ingin melihatkan kesedihan ku pada mereka…
Hari itu bertepatan hari jumat, cuaca dari pagi hingga siang hari tampak mendung tidak panas dengan suasana dinginnya, cuaca yang sangat bersahabat dan indah menurutku. Aku ikut mengantar jenazah bapakku ke masjid dan kemudian pulang kerumah lagi. Aku menunggu sholat jumat selesai dirumah, Setelah sholat jumat bpk akan di sholatkan.
Tibalah saatnya bapak akan di bawa ke pemakaman, aku menunggu di pinggir jalan saat itu, menunggu mobil jenazah bapak lewat, dari kejauhan terdengar sirine mobil jenazah, kemudian aku dan keluarga ku yang lain bersiap2 untuk mengiringi kepergian bapak…
Sesampainya dimakam, suasana yang kurasakan sangat hikmad, semuanya terasa cepat dan lapang. Aku berdiri di depan makam bapak. Suara adzan pun dikumandangkan untuk terakhir kalinya buat bapakku, disaat itulah aku tak tahan menahan air mata ini, bibirku bergetar mengingat batapa rajin nya bapak mengingatkan kami untuk sholat, bapakku yang rajin pergi kemasjid kini tak akan kulihat lagi, disaat subuh selalu kudengar suara nya membuka pagar untuk pergi kemesjid kini tak kudengar lagi, aku terus menangis betapa ku ingat nakalnya diriku dulu sering menolak ajakan nya untuk sholat dan mengaji, betapa berharganya dirimu pak.
sedikit demi sedikit papan dan tanah itu diturunkan menutupi pandangan ku untuk melihat sosok mu, aku masih belum percaya semua ini cepat sekali terjadi, tapi aku harus mengikhlas kan semuanya. Seandainya saja bisa, aku ingin memberikan seluruh umurku untuk 1 hariku bersamamu, bersama keluargaku yang lengkap...
Sosok mu yang ceria, ramah, pemurah dan perhatian sangat kami rindukan, maafkan kami yang kurang bisa mengerti bapak, hanya doa yang bisa kami berikan kepadamu saat ini..kita pasti akan bertemu lagi...tapi tidak di dunia ini...kita pasti akan  bersama-sama lagi tapi tidak di hidup ini…cepat atau lambat kita semua akan menyusul... Bpk akan selalu ada dan hidup dalam hati dan jiwa kita, kenangan bersamamu begitu indah, ilmu yang kau berikan sangat bermanfaat, semangat yang kau ucapkan sangat memajukan kami, maafkan kami yang kurang bisa mengerti bapak, doa dan pintu maaf mu yang selalu terbuka buat kami membuat kami menjadi anak yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain. Kami berharap menjadi orang yang sholeh agar bisa membalas jasa-jasa mu, kami akan selalu ingat dan sayang bapak….SELAMANYA.... 






Friday, January 15, 2010

RJP

TAHAPAN RJP (CPR)
  1. Cek kesadaran = periksa kesadaran penderita dengan memanggil namanya dan menepuk pundaknya, jika tidak ada respon segera kita meminta pertolongan medis atau RS terdekat.
  2. Emergensi Medical System ( meminta pertolongan ) = setelah segera menghubungi tenaga medis atau RS terdekat kemudian kita kembali untuk melakukan RJP, apa bila lebih dari satu penolong sebaiknya satu penolong harus memulai tahapan RJP dan satu penolong lainnya meminta pertolongan tenaga medis.
  3. Buka airway ( jalan nafas ) = untuk persiapan RJP, letakkan pasien atau penderita pada posisi terlentang. buka jalan nafas dengan Head Tilt Chin Lift bila tidak ada trauma kepala atau leher, bila dicurigai adanya trauma servikal, buka jalan nafas dengan Jaw Thrust atau Chin Lift tanpa ekstensi kepala
  4. periksa breathing ( pernafasan )
  5. pemberian rescue breathing ( pernafasan buatan)
  6. kompresi dada = kompresi dada merupakan tindakan penekanan dada di bagian bawah pada pertengahan sternum atau sejajar puting dada secara teratur ( rhitmic ), kompresi dada sangat penting dilakukan >4 menit setelah penderita jatuh tidak sadar. penelitian tentang kompresi dada ini dihasilkan dari penelitian consensus 2005 yang menyimpulkan bahwa :
  • kompresi dada yang 'efektif' sangat penting dalam menyediakan aliran darah selama RJP. Untuk memberikan kompresi dada yang efektif tekan dengan keras dan cepat, tekan dada penderita dengan kecepatan atau tempo 100x/mnt, dengan kedalaman kurang lebih 4-5 cm, dan membuat waktu kompresi dan relaksasi sama atau seimbang.
  • minimalkan penghentian pada kompresi dada.
TEKNIK
  1. Letakkan penderita pada posisi terlentang pada alas yang keras misalkan lantai.
  2. Penolong berlutut disamping penderita sejajar dengan thoraks atau dada penderita.
  3. Penolong harus menekan pada pertengahan bagian bawah sternum penderita.
  4. Letakkan satu tumit tangan diatas sternum pada bagian tengah dan letakkan tangan kedua diatasnya.
  5. Tekan sternum kurang lebih 4-5 cm dan kemudian biarkan dada kembali dalam posisi normal. dada yang kembali pada posisi semula membuat aliran darah dari vena kembali ke jantung, ini merupakan hal yang sangat penting pada saat melakukan RJP (CPR).
  • Bila penderita tidak bernafas berikan nafas buatan 2 kali sampai membuat dada mengembang/naik, kemudian cek arteri carotis selama 10 detik, bila tidak teraba nadi lakukan 30 kompresi dada dan 2x bantuan nafas tekan dengan keras dan cepat (100x/mnt) dan lepaskan dengan sepenuhnya ( minimalkan penghentian pada kompresi ) 30:2 ( 1 atau 2 penolong ) lakukan 5 siklus 30 : 2 ( 2 menit ) kemudian cek kembali arteri carotis, bila teraba adanya denyutan pada arteri carotis berikan bantuan pernafasan tiap 6 detik sekali ( 10x/menit ), periksa nadi tiap 2 menit.
Berikut adalah video cara melakukan RJP pada saat kita mengikuti pelatihan BTCLS oleh tim 118, dicontohkan oleh k'Daus :) cek it out


Sebaiknya kita semua dapat melakukan RJP (CPR) paling tidak kita sudah mengetahui harus bagaimana dalam menghadapi penderita yang henti nafas dan henti jantung, karena dalam situasi dan kondisi yang tidak diharapkan dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja. saya harap sedikit tulisan dari pelatihan RJP ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang baca, dan mencari ilmu yang lebih dari mana saja :)